Dalam rangka memantapkan pemahaman civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, khususnya para Tim Akreditasi, terhadap instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dan Akreditasi Program Studi (APS) versi 9 (sembilan) kriteria, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) kembali melaksanakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memahami secara lebih mendetail tentang Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT), Laporan Kinerja Program Studi (LKPS), dan Laporan Evaluasi Diri (LED) baik untuk Perguruan Tinggi maupun Program Studi. Kegiatan dimaksud adalah Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Akreditasi APT dan APS Berbasis 9 (Sembilan) Kriteria yang dilaksanakan pada Jum’at, 9 April 2021 bertempat di ruang Auditorium Lt.4 Kantor Pusat Administrasi Kampus B Jakabaring UIN Raden Fatah Palembang. Peserta FGD sendiri diantaranya Rektor, para Wakil Rektor, Kepala Biro, para Dekan dan Wakil Dekan, Tim APT, Ketua Lembaga, Kepala PUSTIPD, dan Kepala Bagian yang ada di Lingkungan UIN Raden Fatah Palembang. Sedangkan Narasumber yang hadir diantaranya Prof. Dr. Suyitno, M.Ag Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Dr. As’Aril Muhajir, M.Ag, selaku Asesor Eksternal dan Prof. Dr. Ris’an Rusli, M.Ag, Dekan Fak. Ushuluddin yang juga merupakan Asesor Internal.

FGD dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor III Dr. Hj. Hamidah, M.Ag. Dalam sambutannya mewakili Rektor UIN Raden Fatah, beliau menyampaikan “Tidak ada alasan UIN Raden Fatah itu tidak maju karena sarana dan prasarananya sudah luar biasa seperti apa yang disampaikan Pak Mukri kepada saya dengan harapan kita semua dapat melakukan yang terbaik untuk lembaga ini. Jadi salah satu hal yang kita lakukan adalah mempersiapkan Akreditasi Institusi pada hari ini dan mendengarkan beberapa saran yang akan disampaikan oleh salah satu Narasumber kita. Kemudian ada Bapak Direktur Diktis juga yang sangat diharapkan tausiyah dan masukannya, sehingga walaupun kita belum bisa menyamai perguruan tinggi lain yang sudah maju, setidaknya kita bisa mengikuti jejak-jejak mereka untuk mengembangkan perguruan tinggi kita”, ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPM Dr. Syahril Jamil, M.Ag mengatakan pada kesempatan ini kita akan menerima masukan kritis serta catatan-catatan hasil dari asessmen kelayakan yang sudah dilakukan oleh Asesor Eksternal kita yang merupakan Narasumber pada kegiatan FGD kali ini. Kami sampaikan juga perkembangan terakhir dari APT yang sudah dilakukan submit TS 2019-2020 tiga minggu yang lalu tepatnya pada tanggal 23 Maret 2021 dan pagi tadi di cek kondisi terakhir perkembangan APT masih masuk tahapan perpanjangan AK ke-3. Berangkat dari pengalaman-pengalaman kita dan memperhatikan dari perkembangan SAPTO yang ada untuk Asesmen Kelayakan (AK) bisa sampai AK ke-14 yang artinya status AK ini tidak bisa kita jadikan titik poin dimana kita harus meyiapkan kelayakan dokumen-dokumen yang ada. Dalam kesempatan ini juga kami sampaikan untuk Tim APT yang hadir saat ini juga sudah lengkap, sehingga pada akhir nanti diharapkan dapat memberikan catatan-catatan terkait dokumen LED dan LKPT,” tambahnya.

Direktur PTKI Prof. Dr. Suyitno, M.Ag memamparkan tujuh program unggulan,  yang disebut sebagai Sapta Program Pengakselerasian dan Percepatan (SP3) PTKI yang menjadi konsennya ke depan. “Kurikulum PTKI akan dilakukan redesain agar profil lulusan yang sudah kita rumuskan ini sudah faktual, tidak hanya ideal, sebagai program pertama. Redesain kurikulum dengan evaluasi implementasi integrasi ilmu dengan memperkuat pemberdayaan ma’had al-jamiah. Menurutnya, salah satu langkah redasin kurikulum adalah dengan konsep Merdeka dan Merdeka Belajar yaitu dengan memperbanyak waktu mahasiswa melakukan pembelajaran di luar kampus  atau di luar prodi,”  ujar Mantan Wakil Rektor III UIN Raden Fatah dalam acara FGD. 

Program kedua,  lanjut Suyitno,  adalah penguatan Rumah Moderasi Beragama PTKI sehingga dapat berdiri kokoh secara struktural dan program-programnya tersusun dengan baik. Ketiga, pembentukan Universitas Islam Terbuka (UIT). Pembentukan Universitas Islam Terbuka (UIT), menurut Suyitno,  berkaca pada Universitas Terbuka (UT) yang sudah ada sejak lama pada PTU. Keempat, Program Double Degree PTKI yang menjadi program unggulan, program ini bersifat opsional baik dengan Perguruan Tinggi Umum (PTU) maupun PTKI dengan Perguruan Tinggi Luar Negeri. Program kelima adalah percepatan akreditasi dengan pendirian Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).

Pihak Diktis akan menggandeng BAN PT agar proses pendirian LAM dapat berjalan degan cepat,  tentu dengan rekomendasi dari Kemendikbud. Pihaknya optimistis, secara SDM Kementerian Agama memiliki jumlah asesor mumpuni yang berbasis studi agama atau Islamic Studies, sehingga akan memudahkan berdirinya LAM dan program keenam adalah Desain Pembinaan Kemahasiswaan PTKI agar lebih terarah dalam menjawab tantangan mahasiswa ke depan. Terakhir adalah program Penyusunan Roadmap Pengembangan PTKI. 

Jika semua elemen berjalan sesuai tupoksi masing-masing secara profesional dipastikan data dan dokumen penting yang menjadi pendukung selama ini akan mudah untuk di dapatkan. Karenanya, menjadi suatu hal yang tak dapat dihindari, era akreditasi ini mengharuskan sendi-sendi perguruan tinggi digerakkan secara bersama-sama dan berkelanjutan agar cita-cita mutu unggul dapat dicapai. Sebaliknya jika realitas ini hanya menjadi beban kerja satu bagian sementara bagian yang lain hanya melihat dan menonton, maka akreditasi unggul tersebut akan menyisakan petaka bagi selurun unsur civitas akademika.

• Rektor UIN RAFAH Raih Penghargaan Nasional, “Best Academic Leader 2022”

---

• Rapat Evaluasi Dalam Rangka Percepatan Pelaksanaan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT)

---

• Capaian Akreditasi Program Studi Catatkan Hasil Memuaskan, Ini Upaya yang Dilakukan UIN RAFAH

---

• LPM Gelar Workshop Penyusunan Pedoman Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran

---